Jumat, 21 November 2008

MISTERI REALITY SHOW


Kalau KPI didesak untuk memberi peringatan kepada stasiun tv di Indonesia perihal acara reality show yang marak belakangan ini, pasti banyak orang yang akan setuju.
Acara semacam playboy kabel, termehek-mehek, orang ketiga, dll...ditengarai bukan reality show melainkan rekayasa show. Penonton Indonesia kan juga tidak bodoh-bodoh amat untuk menelisik adanya fenomena tersebut. Saya sendiri karena tinggal bersama cewek-cewek kos penyuka acara semacam ini jadi ikut terbawa arus menontonnya.
Keganjilan-keganjilan yang terjadi selama acara berlangsung memang wajar dijadikan sebagai indikasi bahwa acara itu tidak "real".
Pernah saya menonton tayangan termehek-mehek, yang ceritanya adalah seseorang mencari pacarnya. Sang pacar ini lama menghilang. Proses pencariannya agak aneh, terutama di bagian ketika si pencari bersama dua presenter mencari di sebuah perusahaan. Mereka mencari orang yang bernama Pak Anwar sebagai pemilik perusahaan, tapi ternyata pemiliknya sudah ganti orang. Waktu mereka mau menyelidiki kemana sekarang Pak Anwar, si Boss baru tidak mau memberi tahu, gayanya sok banget jutek, pake banting pintu segala sampai mengatakan "saya mau pergi". Tapi akhirnya dia turun juga, gak jelas banget. Kemudian tim presenter mengejar Boss baru dan akhirnya si boss baru mau memberikan informasi. Kan aneh sekali, lha wong tadi bilangnya mau pergi, bahkan sudah masuk ke mobil kok tahu-tahu turun sehingga akhirnya dikejar kembali oleh tim presenter.
Itu hanya satu contoh keganjilan. Kalau dibiarkan berlarut-larut, acara semacam ini tentu sangat amat bisa membodohkan para penontonnya yang kebanyakan remaja (termasuk saya yang masih remaja hehe).

Yang perlu juga menjadi sorotan, sejauhmanakah undang-undang tentang perlindungan informasi mengenai seseorang dan perbuatannya? Apakah publik berhak mengetahui semua masalah seseorang terlepas dari apakah ia berbuat salah atau tidak? Tolonglah para production house yang gemar membuat acara seperti ini bisa lebih bijaksana. Acara seperti bedah rumah sepertinya yang masih agak lumayan lebih baik ketimbang acara mencari orang hilang atau memergoki orang yang selingkuh. Selain memberi manfaat tak terhingga pada orang yang dibantu, bedah rumah juga bisa memberi inspirasi bagi kita-kita yang ingin merenovasi rumah hehe. Dan bagi yang belum punya rumah seperti saya bisa memperoleh gambaran kira-kira mau rumah seperti apa..hehe lagi.
Tentu saja bedah rumah juga tidak sempurna, tapi sekali lagi unsur rekayasanya nampak tidak muncul. Ada keluarga yang tinggal di perumahan sebelah kompleks perumahan saya dan kedapatan rezeki dari acara ini sehingga rumahnya menjadi lebih baik sampai sekarang. Keluarga ini memang tidak mampu namun dikenal berprilaku baik di lingkungannya, jadi ya wajar saja.
Kembali ke persoalan reality show, banyak lho jenis tayangan yang masuk ke dalam jenis ini, tidak melulu tentang kisah kehidupan. Audisi bakat, rekayasa jebakan ulangtahun dll juga bisa digolongkan sebagai reality show, yang jelas no scenario, yang ada cuma general frame aja. Tapi kalau meninjau tayangan yang sekarang ya nampaknya bukan lagi sebagai reality show, tapi rekayasa show. Atau jangan-jangan ini hanya dugaan saya? Ah...masih menjadi sebuah misteri.

1 komentar:

  1. tapi kayaknya, ada beberapa cerita yang menyentuh banget...kagak soal itu rekayasa ataupun bukan. asyik ditontonnya he..he....selain hiburan, ada beberapa cerminan tentang hidup yang bisa dijadikan acuan hidup...he..he.. peace bro....he..he...

    BalasHapus