Dari dulu saya menyukai sejarah. Anehnya saya baru menyadari kesukaan ini ketika kuliah S1 dulu dan ditugasi Dosen Pendidikan Agama Islam untuk membuat sebuah makalah yang berkaitan antara pendidikan dan Agama Islam. Waktu itu saya menulis Ilmu Sejarah dalam Pandangan Islam. Kalau saya ingat-ingat lagi jadi malu sendiri, lha siapa saya kok nulis makalah yang judulnya seserius itu, bayangkan tidak main-main lho, saya mengatakan "DALAM PANDANGAN ISLAM". Kenapa saya waktu itu tidak menggunakan dalam kurung "DALAM PANDANGAN SAYA SEBETULNYA" hehe. Yang saya ingat, ada beberapa kutipan ayat-ayat Qur'an di sana sini yang menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk banyak belajar dari sejarah, khususnya dari bangsa-bangsa yang mengalami kemenangan, kekalahan, azab, dan lain sebagainya.

Saya terkejut sekali waktu dikemukakan bahwa Genghis Khan adalah penguasa paling besar di dunia, dilihat dari cakupan wilayah kekuasaannya. Konon ia menguasai hampir separuh wilayah di bumi lho. Tidak hanya India dan China, wilayah Jerman dan Rusia juga kala itu berhasil didudukinya. Terlepas dari bagaimana dia merebut wilayah, dengan demikian Jenghis Khan lebih keren dibanding Alexander the Great, Xerses, dan lain sebagainya hehe. Akhirnya saya jadi penasaran, sehingga cari-cari informasi tentang pimpinan Mongol yang satu ini.

Kalau sudah bosan membaca posting ini...berhenti dulu ya, tarik napas trus minum air putih..hehe.
Ok..kembali lagi baca ya sekarang...
kerajaan Majapahit mengalami dinamika yang cukup menarik, hingga akhirnya mengalami puncak kejayaan di masa Raja Hayam Wuruk. Kalau sudah menyinggung Gadjah Mada, sudah pasti deh sense nasionalisme kita menyeruak. Eit, tapi tunggu dulu, ada yang aneh tidak sih dengan cara Gadjah Mada "menginvasi" pulau-pulau di nusantara? Sebenarnya sih ini masih menurut asumsi, belum ada bukti signifikan....coba deh anda pikirkan apakah orang jawa punya semangat invansi sebesar itu? Konon, Gadjah Mada bukan orang jawa lho, melainkan orang mongol, lebih tepatnya dia masih kaki tangannya kerajaan Mongol. So, Majapahit bisa dikatakan anak kerajaan Mongol..wah wah wah kalau begitu jangan-jangan kontrak Raden Wijaya dengan Kubilai Khan sebenarnya masih berlanjut ya hehe..kayak kontrak PT Freeport aja yang mengalami perpanjangan terus.
Trus apa kesimpulannya....ya tolong disimpulkan sendiri aja deh....