Senin, 01 Desember 2008

DAYA TARIK ANTAR JENIS KELAMIN


Wah, kalau bicara tentang bagaimana manusia memaksimalkan daya tariknya pasti tidak jauh-jauh dari unsur bagaimana menarik hati lawan jenis (atau kalau yang punya penyimpangan ya lawan jenis...amit...amit deh). Tapi mohon ya, postingan ini jangan dikatakan dangkal, vulgar, atau whatever yang menjurus ke pornografi, saya takut...maklum sekarang UU anti pornografi sudah disahkan, salah-salah saya bisa tertangkap.
Lagi, lagi saya menulis ini karena terinspirasi oleh tayangan discovery channel. Judulnya Language of Sexes..wuiiihhhh ngeri kan? Ah tidak juga kok, biasa saja...
Sebenarnya saya mau cerita tentang Novel keempat Andrea Hirata, tapi berhubung belum selesai (baru separuh) ya sudah...nanti-nanti deh.
Okay, kembali ke persoalan language of sexes mungkin hampir semua kita sudah belajar bahwa ketertarikan pada lawan jenis di berbagai budaya kadang berbeda. Bahkan, kadang budaya, nilai, agama, politik juga turut mengintervensi pandangan tentang nilai daya tarik seseorang baik pria atau wanita.
Let's see this one.. suku padang dari Birma. Mereka meyakini bahwa diri mereka sangat cantik bila sudah sukses menggunakan kalung tembaga di lehernya sejumlah 32 buah...wuihh.. Mungkin ukuran tersebut terlalu ekstrim untuk masyarakat kontemporer, tapi paling tidak kebanyakan dari pria memandang wanita cantik dengan sosok leher yang jenjang. Penari balet tubuhnya dibuat seanggun mungkin, yang salah satunya diindikasikan dari kejenjangan lehernya, dan jangan salah, cara memposisikan tubuh dalam tari balet juga membentuk kejenjangan leher tersebut dalam waktu yang lama tentunya.
Kemudian, beralih ke lelaki...ada suku yang memandang tato sebagai sebuah keindahan khususnya bagi laki-laki. Menurut penelitian, pembedaan pria dan wanita atas dasar panjang pendek rambut dimulai dari sejarah tentara romawi. Para pria yang semula berambut panjang kemudian memendekkan rambutnya karena akan dikirim perang. Dengan rambut yang pendek mereka akan lebih sulit dijambak. Jadi, menurut pemikiran para peneliti sih pembedaan panjang pendek rambut diciptakan oleh budaya, khususnya budaya perang.
Masih banyak lagi sih hal-hal yang bisa membuat kita terheran-heran. Misalnya nih, wanita di kamerun yang punya misi melahirkan anak sebanyak-banyaknya. Panggul/pinggul yang besar merupakan pertanda bahwa mereka subur (menurut anggapan pria setempat), sehingga mereka tidak segan-segan menambahkan seonggok bantalan atau sejumput kain untuk memberikan tambahan ukuran yang lebih sering justru terkesan hiperbolik...hahaha...
Kemudian, bagaimana dengan di belahan lain dunia? India menganggap kecantikan wanita dari rambutnya, semakin panjang, maka daya tariknya di mata lelaki semakin uhuy. Indonesia? betis seperti bulir padi ala kendedes salah satunya, lainnya silakan berpikir sendiri deh. Yang jelas, rumus untuk daya tarik fisik adalah masing-masing jenis kelamin harus membedakan dirinya dari jenis kelamin lain seberbeda mungkin. Bila perlu ada pembesaran, pelebih-lebihan, atau hiperbolik di bagian sana dan sini.
Selain terdapatnya perbedaan dalam memandang daya tarik antar jenis kelamin, hal sensitif ini juga dipersepsikan secara berbeda oleh beberapa kalangan. Sebenarnya objek seni dan pemujaan pun bukan hanya tubuh wanita namun juga tubuh pria. Kita dapat melihat ini di beberapa kuil di Jepang yang bentuk loncengnya menggelikan kalau kita tidak memahami maksudnya (sampai-sampai ada festivalnya yakni kanamara matsuri). Atau kalau di Indonesia kita dapat melihat pemuliaan seperti itu pada candi Cetha dan candi Sukuh yang terletak di Karang Anyar. Otak kita saja yang "ngeres" kalau membayangkan yang tidak-tidak, karena di berbagai temple itu persepsi tentang "sesuatu" itu bukan sebagai hal yang porno atau vulgar.
Tapi sebenarnya ada daya tarik yang lebih lagi dan sayangnya jarang kita sadari sebagai language of sexes, yakni mata. Selain pupil yang membesar jika melihat sosok lawan jenis yang disukai (dikenali sebagai gejala orang jatuh cinta), mata merupakan bahasa yang sangat ekspresif. Bayangkan, melihat sang pasangan jiwa dari dekat...tanpa kata..rasanya sudah mengilhami kita tentang apa yang si dia inginkan.
Lalu, ada lagi yang ternyata menarik bagi manusia...yaitu..... harta. Diakui juga oleh para peneliti bahwa daya tarik antar jenis kelamin memang dipengaruhi oleh yang satu ini. Jadi, wahai para pria jangan cuma pergi ke gym untuk membuat otot jadi kekar bak gatot kaca tapi juga manjakan pasangan anda dengan mengajaknya belanja, membelikan seperangkat perhiasan mahal, dan lain-lain.....hehehe.
Oh ya, sekali lagi maaf kalau tulisan ini terkesan "dangkal", "vulgar", tapi beneran nih saya tidak punya maksud begitu. Cuma ingin berbagi pandangan, that's all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar